PLAYLIST


Senin, 17 Januari 2011

Jikun /rif Keseleo... (Sprain)

Oleh. Aam Guitartainment


Cerita ini bermula ketika Jikun gitaris band /rif sedang mengumpulkan materi untuk album instrumental perdananya, ia merasakan tangan kirinya seperti mati rasa, setelah diperiksa oleh dokter ahli tulang dan syaraf, ternyata persendian dan pergelangan tangan kiri Jikun mengalami penekanan, hal ini disebabkan kecelakaan yang di alaminya 10 tahun lalu yang mengakibatkan pergelangan tangan kirinya patah.
 
Maka dari kejadian tersebut timbul idenya untuk menambahkan kata Sprain pada nama band dan solo album perdananya, yaitu JikuNspraiN yang pada saat itu sedang digarap. Album Jikun ini berisikan 6 lagu instrumental rock dengan lagu andalan “Carolus Daylight” serta dua buah lagu andalannya yang menggunakan lirik, salah satu diantaranya dinyanyikan oleh Pongky Jikustik yang berjudul “Untuk Dirimu”. 

Didalam peta industri musik Indonesia...  instrumental hanya diminati oleh kalangan-kalangan tertentu saja seperti di kalangan penggemar musik jazz atau klasik, namun di negara lain seperti di Amerika dan Eropa, musik instrumental tidak hanya diminati dan di produksi oleh orang-orang maupun musisi di kalangan musik jazz atau klasik saja, tapi di kalangan pemusik rock juga telah memiliki banyak album instrumental.

Album instrumental rock di Amerika dan Eropa sudah banyak diluncurkan dan telah mengorbitkan musisi seperti Joe Satriani, Yngwei Malmstein, Steve Vai, Marty Friedman, Jason Becker, Paul Gilbert, dan lainnya...


Sedang di Indonesia sebelumnya memang telah ada yang melakukan tapi hal itu masih bersifat album keroyokan/ kompilasi beberapa musisi gitaris seperti Album Gitar Klinik produksi rotorcorps, atau pada umumnya dilakukan untuk menjadi lagu tambahan/ bonus track  pada album yang di rilis oleh bandnya. Dan Jikun atau orang lebih mengenalnya dengan Jikun /rif dapat dikatakan sebagai musisi pertama yang berani untuk mengeluarkan album solo instrumental rock.

Mengapa Jikun membuat solo album instrumental rock?

Di awal era tahun 80-an anak muda di Indonesia kurang tertarik untuk mendengarkan atau bahkan cenderung malu mendengarkan musik Indonesia, akan tetapi di era tahun 90-an muncul musisi-musisi favorit yang banyak digemari anak muda khususnya musik rock, yang mana salah satu grup musik yang muncul dan populer di era tersebut adalah band /rif.

Dalam grup inilah Jikun dibesarkan sebagai artis-gitaris... dan hal ini kiranya merupakan salah satu alasan yang melatarbelakanginya untuk berani membuat solo album, selain dia pun melihat di blantika musik tanah air sejauh ini belum pernah ada yang mengeluarkan album instrumental rock, lantas dengan berbekal latar belakang dan pengalaman tadi  Jikun memutuskan untuk menciptakan sesuatu yang lain yang belum pernah di buat di Indonesia yaitu instrumental rock.


Tentang tujuan pembuatan album dengan format instrumental rock ini Jikun berharap bahwa albumnya tersebut dapat menambah kekayaan musik modern di Indonesia dan dapat menjadi pilihan alternatif baru bagi para menggemar musik pada umumnya atau  penggemar musik rock khususnya. 


Jika saat ini masyarakat atau anak-anak muda mengenal adanya musik rock Jepang, maka Jikun yang sejak remaja menggemari musik rock berkeinginan untuk menciptakan aliran musik rock Indonesia, dia juga ingin mengapresiasikan kemampuannya dalam bermain musik... yaitu gitar, untuk dibagikan kepada masyarakat.

Siapakah Jikun sebenarnya?

Jikun adalah nama panggilan dari Adji Pamungkas yang diberikan oleh teman-teman semasa duduk di bangku sekolah menengah atas, rupanya nama itulah yang hingga kini melekat dalam dirinya dan membawanya ke dalam dunia musik.

Jikun mulai belajar gitar ketika duduk di bangku sekolah menengah pertama Perkenalannya dengan gitar disebabkan ia ingin menampilkan sesuatu yang berbeda dengan teman-temannya ketika menghadapi ujian akhir sekolahnya. Salah satu mata pelajaran yang diujikan waktu itu adalah kesenian dimana mengharuskan tiap-tiap murid untuk memainkan salah satu alat musik.

Saat sebagian besar teman-temannya memilih pianika atau suling, Jikun justru memilih alat musik lain yaitu gitar, “Ujian akhir tinggal dua minggu lagi sedangkan saya belum bisa memainkannya, kemudian meminta bantuan salah seorang kru band yang sering memainkan The Beatles di Bandung untuk mengajari bermain gitar”... Cerita Jikun.

Dengan bermodalkan gitar pinjaman lalu mulai belajar memainkannya, lagu yang dimainkan waktu itu adalah “Stairway to Heaven - Led Zeppelin”, kenang Jikun.

Ujian akhir telah selesai dan dia pun berhasil memainkan dengan baik lagu Stairway to Heaven, dan semua itu bukan akhir dari permainan gitar Jikun, melainkan sebagai awal dari kecintaannya pada gitar... Ia telah jatuh cinta pada gitar.

Selanjutnya Jikun mendalami gitar secara otodidak dari permainan grup-grup musik metal seperti Black Sabbath, Judas Priest, Iron Maiden dan Van Halen, dia pelajari. Dia juga membentuk band metal dan tampil di beberapa acara Hut Kemerdekaan RI atau ‘Agustus-an‘ di kecamatan-kecamatan kota Bandung.

Untuk memperdalam teori musik dalam memainkan gitar, Jikun berkonsultasi kepada seorang master gitar, yaitu Yono AR. Sejak saat itu Jikun mulai rajin mengikuti berbagai festival musik dan sempat mendapatkan predikat gitaris terbaik di berbagai festival musik rock se-Jawa Barat, akhirnya Jikun dengan mantap memutuskan untuk menekuni gitar dan memilih gitar sebagai jalan hidupnya.

Biodata Jikun
Nama: Adji Pamungkas
Tempat dan tanggal lahir: Bandung 6 September ....
Pendidikan: sarjana arsitektur Universitas Katolik Parahyangan

Pengalaman di dunia musik

  1. Meluncurkan solo album JikunspraiN. 2008
  2. Instruktur Rock Guitar untuk kelas hobi di lembaga kursus musik CHIC’S Jakarta. 2005 – 2006
  3. Gitaris /rif.1994 - Sekarang
  4. Mengisi solo gitar album “IN-NOSENSATION” nya PAS BAND. 1994
  5. Instruktur Rock Guitar di Bogor. 1992 – 1993
  6. Mendirikan band REDPINKY- bersama Andy/rif, Magi/rif, dan Trisno PAS BAND, tampil di acara pentas musik  di kampus-kampus se-bandung dan menghasilkan 1 (satu) un-realese mini album berisi 3 lagu original.1990 – 1993
  7. Membuka kursus gitar private khusus rock guitar. 1990 – 1992
  8. menggantikan sementara posisi Ovy /rif, yang saat itu bergabung dalam SCHIZOPRENIA (kelak berganti nama menjadi U camp) untuk tampil di 3 (tiga) kota di Jawa Barat. 1989
  9. Predikat gitaris terbaik di berbagai festival musik rock se Jawa Barat. 1988

Pengalaman di dunia iklan
  1. Talent artis untuk print ad poster, billboard dan kemasan khusus rokok limited edtion Bentoel XMild – Club Mild. 2006 – 2007
  2. Talent artis untuk TVC, jingle guitar untuk radio iklan Bentoel X Mild-Guitar Club. 2005 – 2006
  3. Talent artis untuk print ad poster iklan guitar merk PALMER produk nasional pabrik instrument musik PRINCE Bandung. 2000
  4. Jingle radio - iklan produk Canesten (solo gitar). 1995

Pengalaman Endorsement
  • Tahun 2006
  1. artis endorse untuk produk efek pedal merk JIM DUNLOP USA.
  2. artis endorse untuk accesoris guitar merk PLANET WAVE USA.
  3. artis endorse untuk produk guitar merk CORT korea..
  • Tahun 2005
  1. artis endorse untuk guitar merk GIBSON & EPIPHONE USA. Tahun 2003 – 2004
  2. artis endorse untuk produk guitar merk ASIA GUITAR LAB Bandung.
  3. artis endorse untuk produk amplifier guitar LANEY ENGLAND. Tahun 2001
  4. artis endorse Boot Clothing merk CLUBMAN Bandung.

Pengalaman Lainnya 
  1. Tahun 2006 – 2008 pengasuh rubik klinik guitar ‘jiksBar’ majalah musik KORT.
  2. Tahun 1992 – 1993 team kreatif rumah produksi ROCKET adv. Jakarta.
  3. Tahun 1987 merakit sendiri sebuah guitar elektrik.
  4. Tahun 1986 membuat efek distori untuk gitar dari rangkaian mainan Walky Talky, Capung gitaris Java Jive sempat menggunakannya.
  5. Tahun 1982 menjadi pelukis dan pengarang cerita komik, yaitu serial HC.Andresen, serial Punakawan dan serial Silat Humor, diterbitkan oleh CV. MARANATHA dengan menggunakan nama ‘JIE’.

Didalam album solonya yang diberi judul JikuNspraiN tersebut, dia mengajak dua rekan lainnya untuk membantu, yaitu Oktav pada Bass dan Andre pada Drum. Selain merilis dalam bentuk Compact Disc (CD) dengan kemasan yang menarik seperti ini :
 
bagset CD Jikun Sprain



Jikun pun memberi kesempatan kepada rekan-rekan penikmat musik rock untuk mengapresiasi beberapa karya ciptanya yang terangkum didalam album JikuNspraiN pada layanan konten nada sambung Flexitone Telkomflexi, adapun lagu-lagunya tersebut :


beberapa kode lagu Jikun Sprain di konten Flexitone Telkomfleksi


Cara mengaktifkan di HP flexi dengan mengetik :
RING_SUB_KODE LAGU 
kirim sms ke 1212

Selasa, 28 Desember 2010

Solidaritas Musisi - Gitaris Indonesia

Rombongan Gitaris Indonesia Besuk Dion 'Sahara'
Oleh. Baban Gandapurnama - detik Bandung.
Bandung - Rombongan musisi Indonesia yang semuanya gitaris menyambangi Dion, eks gitaris 'Sahara', yang tergolek sakit di rumah sahabatnya. Mereka memberi doa dan semangat kepada Dion yang terserang virus di matanya.

Mereka yang hadir itu antara lain Denny Chasmala, Dewa Budjana 'Gigi', Baron, Ovie 'RIF', Erza Simanjuntak 'Zi Factor', Eet Sjahranie 'Edane', Azis 'Jamrud' dan Ivan mantan gitaris 'Boomerang'.

"Ini bentuk spontan dan inisiatif dari teman-teman gitaris. Kami tergerak membantu Dion," jelas Eet kepada wartawan.

Eet menyampaikan hal tersebut saat bersama rombongan berkunjung ke tempat rumah sahabat Dion di Komplek D'Amerta, Jalan Pandanus, Blok D4 No 23, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Kamis (23/12/2010).

Denny pun mengungkapkan senada soal sejumlah gitaris yang berkesempatan hadir menjenguk Dion. "Kami hanya ingin bantu Dion yang sedang sakit. Kepedulian sesama gitaris kita pupuk. Gitaris senior dan junior juga datang," jelas Denny.

Suasana sedih terasa menggelayut tatkala musisi tersebut menghampiri Dion di kamarnya. Dion yang terbaring di kasur sempat meneteskan air mata. Baron, Denny, Budjana dan Erza pun tak kuasa membendung kesedihan. "Saya gak bisa jelasian apa apa. Sedih," singkat Erza saat diminta komentarnya soal kondisi Dion.

Rombongan tiba dengan menggunakan empat mobil sekitar pukul 15.00 WIB. Sekitar pukul 17.00 WIB, mereka meninggalkan Dion setelah sebelumnya berfoto bareng. "Oh ya. Piyu (Padi,red) enggak bisa datang," terang Baron.


Budjana, Baron dan Eet Tampil Hibur Dion 'Sahara'
Oleh. Baban Gandapurnama - detik Bandung
Bandung - Dewa Budjana 'Gigi', Baron dan Eet Syahrani 'Edane' tampil satu persatu memainkan gitar dihadapan Dion, eks gitaris 'Sahara'. Kamar tempat Dion selama ini berbaring, langsung disulap menjadi panggung dadakan.

Satu gitar listrik ditambah amplifier menghentak kamar 3x4 meter itu. Eet dimaklumat gitaris lainnya sebagai orang pertama memperlihatkan keahlian. Cuma lima menit jari-jari Eet menari dengan sentuhan rock.


Giliran Budjana yang diminta turut memberi sumbangsih. Durasi waktunya sama dengan Eet, gitaris band GIGI ini beraksi menampilkan nada-nada slow berhamoni.

"Pingin lagu apa Dion?" tanya Budjana. Dion yang penglihatanya sudah samar ini hanya terdiam. "Lagu GIGI aja," timpal Baron yang dibalas anggukan Budjana.

Tak ketinggalan, Baron pun unjuk kabisa. Teman lama Dion ini menghibur dengan penuh semangat. Jreng!


Gitaris yang 'manggung' itu duduk di satu kursi plastik secara bergantian. Dion yang terbaring lemah di kasur terlihat serius mendengar petikan senar dari para gitaris handal itu. Pria kelahiran Bandung ini hanya menyimak sembari rona wajahnya dirundung sedih. Sesekali Dion melempar senyum.

Rombongan musisi Indonesia yang semuanya gitaris menyambangi Dion, eks gitaris 'Sahara', yang tergolek sakit di rumah sahabatnya di Komplek D'Amerta, Jalan Pandanus, Blok D4 No 23, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Mereka memberi doa dan semangat kepada Dion yang terserang virus di matanya.

Mereka yang hadir itu antara lain Denny Chasmala, Dewa Budjana 'Gigi', Baron, Ovie 'RIF', Erza Simanjuntak 'Zi Factor', Eet Sjahranie 'Edane', Azis 'Jamrud' dan Ivan mantan gitaris 'Boomerang'.



Tergolek Sakit Dion 'Sahara' Kangen Petik Gitar
Oleh. Baban Gandapurnama - detik Bandung
Bandung - Meski didera sakit, Dion Muhammad Yunus (41), tak mau lepas dari kegiatan bermusik. Mantan gitaris band 'Sahara' ini mengaku sudah dua tahun terakhir tidak memetik senar gitar.

"Kangen main gitar lagi. Sejak sakit 2008 lalu, saya enggak pernah main gitar," ujar Dion saat ditemui wartawan di rumah sahabatnya, Komplek D'Amerta, Jalan Pandanus, Blok D4 No 23, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Kamis (23/12/2010).

Dion saat ini terserang virus yang menimpa matanya. Penglihatan Dion sudah tak normal. "Mata ini gelap dan samar," jelas Dion.

Sejak merasakan matanya bermasalah, ia sempat mencoba berobat ke RS Cicendo. Pada 2008, selama lima bulan Dion bolak-balik ke rumah sakit tersebut. Setiap Senin dan Kamis, kedua matanya bergantian disuntik.

"Selaput retina ini sobek. Dokter bilang bisa operasi. Tapi bakal tetap begini. Tapi kalau diabiarin bakal tambah parah," ujarnya.

Dion kini hanya fokus untuk merawat kesehatannya. Demi semangat untuk sembuh, Dion harus merelakan sejumlah gitar koleksinya.

"Saya jual beberapa gitar listrik dan akustik untuk kebutuhan berobat," lirihnya sambil menambahkan kalau pengobatan alternatif juga sudah ia coba.



Eet Sjahrani, Solidaritas Gitaris
Oleh. Frans Sartono KOMPAS


JAKARTA, KOMPAS.com — Gitaris Eet Sjahrani (48) bergabung dengan teman-temannya sesama gitaris saat menjenguk gitaris Deon yang tengah sakit di Bandung. Eet dan kawan-kawan pada Kamis (23/12/2010) menyerahkan gitar dan amplifier kepada Deon.

”Ini yang bisa kami lakukan. Deon ingin hari-harinya dilalui dengan bermain gitar,” kata Eet, gitaris band Edane.




Acara itu digagas sejumlah gitaris, seperti Baron, Dewa Budjana, John Paul Ivan, dan Piyu. Mereka menggalang solidaritas untuk sesama gitaris. Mereka juga pernah menghimpun dana untuk korban bencana. Eet secara pribadi sebenarnya belum mengenal Deon.

”Namun, bagaimanapun, Deon juga gitaris. Kami sebagai gitaris pernah merasakan ada saatnya kami di ’atas’ dan ada saatnya di ’bawah’. Kami bisa merasakan itu,” kata Eet yang awal Desember lalu merilis album ke-7 Edane berjudul Edan.

”Yah, naluri berkarya masih ada, masih diberi kemampuan, dan masih ada yang nampung,” kata Eet tentang album yang diproduseri Log Zhelebour itu.

Naluri yang dimaksud Eet adalah kegembiraan murni dalam memainkan musik. ”Musik Edane itu, kan, tak terlalu memasyarakat. Kalau masih ada yang merespons, alhamdulillah,” katanya.

”Yang penting saya happy, produser tidak rugi, dan masyarakat menyukai,” kata Eet.


Kamis, 09 Desember 2010

Flying With Ibanez

Sekian lama sibuk dengan kegiatan roadshow/ workshop clinic ke sekolah - sekolah di seputaran kota dan kabupaten Bandung, serta padatnya jadwal kegiatan rekan - rekan anggota guitartainment berdampak pada jarangnya guitartainment merilis event pertunjukan atau konser.

Baru sebulan yang lalu akhirnya kegiatan tersebut dapat diselenggarakan dengan antusias penonton yang lumayan banyak memadati venue serta kemasan acara pun berjalan lancar dan dapat dinikmati, walau tidak dapat diperkirakan sebelumnya, ada beberapa kesalahan teknis terjadi tapi semua itu tidak mengurangi semaraknya pertunjukan saat itu.

Untuk mempersingkat, berikut cuplikan pers rilisnya :

PT. Bahanna Mahardika Indonesia (BMI) menghadirkan Flying With Ibanez, sebuah ajang yang menampilkan beberapa gitaris handal Bandung dan Indonesia. Acara ini digelar pada hari Rabu, 03 Nopember 2010 pukul 19.30 s.d 00.30 di Butterfly Pub Planet Dago Building lt. 2 di organisir oleh Guitartainment Bandung sebuah Komunitas dan Provider bagi para antusias gitar. 

Flying With Ibanez menghadirkan sederet musisi gitar, diantaranya Beng Beng PAS Band, Ace J. Tomato Band, Acep Bachtiar Staccato Band, Nico Balerina, Yqin Bee Guitartainment, beberapa musisi gitar dari anggota Guitartainment, Indonesian Guitar Community, Gitar Degung, serta sebuah kwartet musisi bass (Castavaria). 

Flying With Ibanez disajikan dalam gaya festival, dimana pengunjung selain bisa menyaksikan konser musisi gitar, penampilan parodi gitar, penampilan fashion guitar show,  juga disuguhkan pemandangan sederetan produk-produk ibanez mulai dari gitar, amplifier, sound efek sampai merchandise-merchandise unik asli yang terpajang diatas panggung tambahan, disamping itu pengunjung pun dapat terlibat dalam beberapa kegiatan interaktif berupa workshop, sharing, clinic, games dan kontes.

Khusus untuk sesi workshop, sharing dan clinique akan dibawakan langsung oleh Beng Beng PAS Band dan Acep Bachtiar Staccato Band. 

Pada pertengahan acara pengunjung disajikan penampilan sebuah grup parodi gitar yang memerankan sebuah adegan duel musisi gitar serta fashion guitar show dengan menampilkan kolaborasi antara gitar techno Ace J. bersama DJ dan beberapa sexy dancer. 

Dengan mengusung judul Flying With Ibanez yang bertemakan Show – Share – Fun & Entertainment, PT. Bahanna Mahardika Indonesia bersama Guitartainment berharap menjadikan acara ini menjadi sebuah acara kebanggaan serta mempunyai dampak positif bagi eksistensi industri musik dan hiburan Indonesia serta eksistensi brand dan product tentunya. 

Flying With Ibanez merupakan event workshop – clinique dan promo yang pertama yang disajikan berbeda dari event – event sebelumnya yang dirilis oleh PT. Bahanna Mahardika Indonesia. 



penonton antusias berdatangan, antrian saat memasuki venue (butterfly pub).

suasana didalam venue yang begitu padat hingga membuat sebagian penonton harus lesehan.


penampilan beberapa bintang tamu gitaris, solo perform dan jams session. 

  penampilan guitartainment gitar degung, guitar techno, gitar parodi dan classis rock jamz dengan 
  vocalist ixan rantas mantan sahara band, menjadi band pengiring bagi penampilanjams session 
  para gitaris bintang tamu.

selain menyaksikan penampilan para gitaris, penonton juga dapat melihat deretan gitar serta 
produk-produk terbaru dari ibanez yang terpajang di second stage didalam venue butterfly pub.


Beberapa gitar dan produk terbaru dari ibanez yang terpajang di second stage.


penampilan para sexy dancer dalam tema fashion guitar's show berkolaborasi dengan DJ 
(Disc Jockey) dan Guitar Techno yang dibawakan ole Ace J. gitaris Tomato Band.
 

Senin, 29 November 2010

Present to Future

Setelah launching, dan deklarasi lewat sebuah event konser yang berjudul "My Guitar Gently Weeps" pada tangga 21 Maret 2005 guitartainment terbentuk menjadi sebuah komunitas bagi para gitaris dan mulai menancapkan visi dan misi yang akan diraih serta dilakukan untuk masa depannya.

Inilah hasil diskusi dan saran-saran dari para gitaris deklarator guitartainment saat sebelum acara launching yang telah dirumuskan pada sebuah visi dan misi sebagai berikut :


Visi : Guitartainment sebagai komunitas gitaris – bassis yang representatif dan terorganisir yang mempunyai tujuan sebagai provider dari antusias terhadap gitar (Provider of Guitars Enthusiast).


Misi : membangun komunitas sebagai wahana untuk silaturahmi, komunikasi, kreatifitas, pengembangan diri dan eksistensi bagi anggotanya tanpa dibatasi suku, ras dan genre musik.


Guitartainment sebagai komunitas tidaklah berbeda dengan komunitas-komunitas hobi lainnya seperti komunitas otomotif, photographer, dan sejenisnya. Guitartainment mencoba menampung dan mengorganisir tidak hanya bagi musisi gitaris saja akan tetapi siapa pun yang menyukai/ antusias pada gitar walaupun dia tidak bisa memainkannya, tercermin dari visinya sebagai provider para antusias terhadap gitar, tercermin juga dari anggotanya yang ada sekarang selain para musisi gitaris, namun ada juga yang berlatar belakang sebagai instruktur, dosen musik, pengrajin gitar, pengrajin amply gitar, kolektor CD-Kaset gitaris serta ada juga pengrajin merchandise.


Intinya semua anggota diharapkan dapat berinteraksi, menjalin komunikasi dan persahabatan, juga saling melengkapi antara satu sama lainnya sehingga bisa merangsang proses kreatifitas, pengembangan diri dan eksistensinya.


Untuk mewujudkan visi dan misinya, Guitartainment merealisasikan dengan membentuk beberapa divisi kerja dan rencana programnya sebagai berikut ini :


Divisi Komunitas
Divisi ini yang mengurus keanggotaan mulai dari pendaftaran, pusat informasi, mengatur gathering dan menyusun database anggota.

Divisi Bisnis (Artist Agency & Management, Merchandise, Showbiz, Event Organizer)

Divisi ini bertindak untuk memfasilitasi eksistensi, kreatifitas, pengembangan diri serta karir para anggota dalam bisnis musik.

Divisi Rekaman

Divisi yang menampung, memfasilitasi dan mempublikasikan kreasi atau karya cipta gitaris baik yang berasal dari anggota sendiri maupun non anggota.


Divisi Edukasi & Konsultan

Divisi yang mengurusi kursus gitar, coaching clinic serta bimbingan konsultasi mengenai gitar, musik dan industri musik.

Itulah sekilas paparan tujuan berdirinya komunitas guitartainment dimana beberapa dari
program kerjanya telah terrealiasasi walaupun masih banyak kendala serta kekurangan- kekurangan yang harus diperbaiki.

Sekedar informasi, dibawah ini adalah beberapa kegiatan yang telah guitartainment lakukan :

Add caption

Selasa, 23 November 2010

Past To Present

Oleh Aam Guitartainment

 

Mari kita lupakan dulu sejenak tentang fingering, ngutak-ngutik gitar, seting effect board, dan sebagainya. kali ini saya ingin menulis seputar informasi dan sejarah dari Guitartainment, mungkin sobat-sobat ada yang kurang mengenal atau belum tahu sama sekali, mari kita kilas balik awal sejarah pendiriannya, apa tujuan serta apa saja yang telah dilakukannya.. (pede sekali neeh he..he..) baiklah kita mulai…

Sejarah Awal Guitartainment

Berawal dari kesukaan terhadap gitar atau gitaris, serta pergaulan saya dengan musisi khususnya gitaris ternyata banyak memberikan pengetahuan, mulai dari masalah teknik memainkannya sampai pada bahasan-bahasan bisnis dan karir yang dapat dikembangkan oleh seorang gitaris.

Suatu hari di penghujung tahun 1998 saya mendapat sms dari seorang teman gitaris yang sudah lama tinggal di Sidney - Australia, kebetulan dia kembali lagi ke Indonesia dan ngajak ketemu, Ace J namanya, dulu gitaris band Sahara, pernah jadi additional musician di beberapa band dan artis terkenal dan sekarang menjadi gitaris pada band Tomatto.
 
Singkat cerita pertemuan saya dengan Ace membawa oleh-oleh untuk membentuk sebuah promo agent bagi dirinya, inti pekerjaan yang akan ditawarkan adalah untuk kegiatan showbiz, additional player, demo clinic maupun endorsement, dia menganggap saya orang yang tepat karena memang pada waktu itu saya sedang menjalani usaha kecil-kecilan sebagai artis agency untuk café-café dan hotel.
 
Bingung juga sih pada waktu itu.. tapi dengan semangat yang ada saya coba menawarkannya ke beberapa cafe di Bandung. Akhirnya pada waktu itu datang juga tawaran show di  sebuah café yang ingin membuat sebuah show gitaris berkolaborasi dengan DJ dan dancer diiringi musik techno, selain itu pihak cafe pun meminta nama acara yang pas untuk event show  tersebut. 

Pusing juga sih cari nama.. karena event tersebut sifatnya untuk hiburan maka secara spontan  saya pilih adalah guitar entertainment, biar sedikit keren dan mudah diucapkan, akhirnya saya satukan kalimatnya jadi Guitartainment. Dan sejak saat itulah nama Guitartainment saya gunakan untuk brand name agency dari gitaris Ace J. dan basist Ahmad Sebastio.

Kebangkitan Kembali Guitartainment

Sekian lama berjalan dari event-event seperti demo clinic, showbiz, dan talkshow, tahun pun menginjak ke tahun 2000. Pada tahun tersebut dunia hiburan khususnya untuk di café-cafe mengalami penurunan, dampaknya tentu saya rasakan pada omzet usaha agency yang turun drastis, untuk menyelamatkan keadaan ekonomi saat itu… he.. he… saya putuskan untuk alih profesi dimana kebetulan saat itu lamaran pekerjaanku di sebuah bank diterima, dan tak terasa waktu pun berlalu seiring numpuknya tugas pekerjaan, tapi perhatian terhadap dunia musik dan gitar tak pernah sirna tetap membara, hingga keinginan untuk membangun Guitartainment pun kembali tumbuh.

Awal tahun 2005.. lewat obrolan iseng dengan Dany Akung, Budi Arab dan Ovi /rif, saya mencoba membangun kembali Guitartainment,  atas saran Beng Beng maupun rekan-rekan gitaris lainnya, konsep Guitartainment diperluas jadi sebuah komunitas tidak hanya menjadi sebuah agency gitaris, serta coba diperkenalkan melalui sebuah launching dan konser.

Wuih berat juga saat itu.. tapi dengan bekal semangat militan dan di support oleh rekan-rekan seperti Dany akung, Ovy /rif, Beng Beng, Toto Sunarto, Arissandi, Ronald, (Alm) Rona speaker 1st, Yoga, Danny Luthier, serta Iwan gitaris Wong Band, akhirnya launching pendirian kembali Guitartainment diselenggarakan tepatnya pada  tanggal 21 Maret 2005 di Score - Cihampelas Walk Bandung dengan titel show ‘My Guitar Gently Weeps‘ menandai sebagai hari jadinya kembali, dimeriahkan oleh penampilan beberapa gitaris sekaligus sebagai pencetus berdirinya kembali Guitartainment sebagi komunitas, seperti Budi Arab Time Bomb, Dany Akung Time Bomb, Beng Beng PAS, Jikun /rif, Ovi /rif, Syarif Aksara, Gan Gan Wong, DiatThe Nuno, Dandy Virus, Pupun Kapten, Henry & The Accoustic Ensemble, juga didukung oleh penampilan-penampilan band Time Bomb bersama Danny Spreet, Speaker 1st band, dan lain-lain.